Lanjut ke konten

MELURUSKAN DAN MERAPATKAN BARISAN DALAM SHALAT

Agustus 1, 2015

Di antara syari’at yang diajarkan Rasulullah saw kepada umatnya adalah meluruskan dan merapatkan barisan dalam shalat berjama’ah. Barangsiapa yang melaksanakan syari’at, petunjuk dan ajaran-ajarannya dalam meluruskan dan merapatkan shaf, sungguh dia telah menunjukkan ittiba’nya (mengikuti) dan kecintaannya kepada Rasulullah saw.

Perintah meluruskan dan merapatkan barisan.

Adapun hadits-hadits yang memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan barisan diantaranya:

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ … أَلاَ تَصُفُّوْنَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا قَالَ يُتِمُّونَ الصُّفُوْفَ الْأَوَّلَ وَيَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ =رواه مسلم والنسائي وابن خزيمة=

Dari Jabir in Samurah ra, ia berkata: Rasulullah saw, keluar kepada kami, lali ia bersabda: . . . Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka ?” Maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka?” Beliau menjawab: “Mereka menyempurnakan barisan-barisan (shaf-shaf), yang pertama kemudian (shaf) yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan”. (HR. Muslim, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah).

عَنْ النُّعْمَانِ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَوِّي صُفُوفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاحَ حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ ثُمَّ خَرَجَ يَوْمًا فَقَامَ حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ فَرَأَى رَجُلاً بَادِيًا صَدْرُهُ مِنْ الصَّفِّ فَقَالَ عِبَادَ اللهِ لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ =رواه مسلم وغيره=

Dari Nu’man bin Basyir ra, ia berkata: Dulu Rasulullah saw meluruskan barisan kami sebagaimana lurusnya anak panah, hingga ia melihat bahwa kami telah mengerti. Kemudian keluarlah ia pada suatu hari, lalu ia berdiri, ketika ia hendak takbir, ia melihat seorang yang dadanya menonjol dari barisan, maka ia bersabda, Hai hamba Allah. Samakan kamulah barisan kamu, atau Allah membuat hati kamu berselisih[1]. (HR. Muslim dan yang lainnya).

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَوِّي صُفُوفَنَا فَخَرَجَ يَوْمًا فَرَأَى رَجُلاً خَارِجًا صَدْرُهُ عَنْ الْقَوْمِ فَقَالَ لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ =رواه الخمسة=

Dari Nu’man bin Basyir ra, ia berkata: Dulu Rasulullah saw meluruskan barisan kami, maka keluarlah ia pada suatu hari, lalu ia melihat seorang dadanya menonjol dari yang lainnya, lalu beliau bersabda. Samakan kamulah barisan kamu, atau Allah membuat hati kamu berselisih. =HR. Imam yang lima (Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي =متفق عليه=

Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi saw bersabda: “Tegakkan [luruskan dan rapatkan, pent-] shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari balik punggungku” (HR. Muttafaqun ’Alaihi).

Dari hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya meluruskan dan merapatkan barisan pada waktu shalat berjama’ah karena hal tersebut termasuk kesempurnaan shalat sebagaimana sabda Rasulullah saw.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ =رواه مسلم=

Dari Anas bin Malik ra, ia berkata, Bersabda Rasulullah saw: “Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat (berjama’ah)”. (HR. Muslim).

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ =متفق عليه=

Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi saw bersabda: Luruskan kalianlah barisan kalian, karena sesungguhnya lurusnya barisan itu dari bahagian shalat (berjama’ah). (HR. Muttafaqun ‘Alaihi).

Kewajiban merapatkan barisan shaf.

Sabda Rasulullah saw.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلاَ تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ =رواه ابو داود=

Dari Ibnu Umar bin Al Khaththab bahwasanya Nabi bersabda, “Luruskan shaf-shaf kalian dan rapatkan bahu-bahu kalian dan tutuplah celah-celah, lunakkanlah ke tangan saudaramu dan jangan kalian tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya Allah akan memutuskannya”. (HR. Abu Dawud). Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوُّوا صُفُوفَكُمْ وَحَاذُوا بَيْنَ مَنَاكِبِكُمْ وَلِينُوا فِي أَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَسُدُّوا الْخَلَلَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ بَيْنَكُمْ بِمَنْزِلَةِ الْحَذَفِ يَعْنِي أَوْلاَدَ الضَّأْنِ الصِّغَارَ =رواه احمد=

Dari Abu Umamah ra, ia berkata Rasulullah saw bersabda: Ratakanlah barisan kalian, rapatkanlah bahu-bahu kalian, lunakkan tangan berdampingan dengan saudaramu, tutuplah sela-sela dari shaf itu, karena sesungguhnya setan itu memasuki sela-sela yang kosong itu tak ubahnya bagai anak kambing kecil. (HR. Ahmad).

Catatan: Makna ”Tutuplah sela-sela” yaitu celah diantara kaki seseorang dengan kaki jama’ah yang lainnya.

عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَقِيلَ لَهُ مَا أَنْكَرْتَ مِنَّا مُنْذُ يَوْمِ عَهِدْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَنْكَرْتُ شَيْئًا إِلَّا أَنَّكُمْ لَا تُقِيمُونَ الصُّفُوفَ

Dari Busyair bin Yasar Al Anshari berkata, dari Anas ra, “Bahwa ketika beliau datang ke Madinah, dikatakan kepadanya, ’Apa yang engkau ingkari pada mereka semenjak engkau mengenal Rasulullah saw ?’ Beliau menjawab,’Tidak ada yang aku ingkari dari mereka, kecuali mereka tidak merapatkan shaf’.” (HR. Bukhari no. 724), Sebagaimana dalam kitab Akhtha-ul Mushallin, Syaikh Masyhur Hasan, halaman 207.

Yang dimaksud dengan rapat dan lurusnya barisan shaf seperti yang dijelaskan Anas bin Malik ra.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي – وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ

Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi saw bersabda: “Tegakkan [luruskan dan rapatkan, pent-] shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari balik punggungku” “Dan adalah salah seorang kami menempelkan bahunya ke bahu kawannya, kakinya dengan kaki kawannya.” (HR. Bukhari).

Dalam satu riwayat disebutkan:

قال أنس : ” فلقد رأيت أحدنا يلصق منكبه بمنكب صاحبه ، و قدمه بقدمه ” . فلو ذهبت تفعل هذا اليوم لنفر أحدكم كأنه بغل شموس

Berkata Anas ra: “Aku telah melihat salah seorang kami menempelkan bahunya ke bahu kawannya, kakinya dengan kaki temannya. Jika engkau lakukan pada zaman sekarang, niscaya dia lari dari kalian, dia bagaikan keledai liar. (tidak suka dengan hal itu, pent).” (HR Abu Ya’la dalam Musnad, no. 3720). Dan lain-lain, sebagimana dalam Silsilah Shahihah, no. 31.

Kewajiban menutup celah.

Sabda Rasulullah saw.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ وَمَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً =رواه احمد وابن ماجه وابن حبان وابن خزيمة=

Dari ’Aisyah ra, ia berkata: Bersabda Rasulullah saw: Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang yang menyambung barisan, dan barangsiapa yang mengisi satu celah, Allah angkat ia satu derajat.. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Ibnu Khuzaimah).

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِيَارُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبًا فِي الصَّلاةِ، وَمَا تَخَطَّى عَبْدٌ خُطْوَةً أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خُطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ إِلَى فُرْجَةٍ فِي الصَّفِّ فَسَدَّهَا =رواه الطبراني=

Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Bersabda Rasulullah saw: Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut bahunya (mau untuk ditempeli bahu saudaranya) ketika shalat, dan tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang dilakukan seseorang menuju celah pada shaf dan menutupinya”. (HR. Thabrani).

Catatan: Makna ”celah” dua hadits diatas juga adalah celah diantara kaki seseorang dengan kaki jama’ah yang lainnya.

[1] Sesungguhnya ancaman semacam ini tidak dikatakan didalam perkara yang tidak diwajibkan.

From → Shalat

Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar